CARAPANDANG –  Akademisi sekaligus aktivis HAM, Prof Dr Robertus Robert mengatakan, industri wisata harus patuh pada etika ekologi. Sebab, katanya, alam harus diperlakukan adil seperti warga negara. 

“Etika ekologi adalah kunci agar alam tidak rusak,” kata Robert dalam keterangan yang diterima RRI, Kamis (2/10/2025). Ia menyampaikan itu dalam acara Rock Climbing Festival Harau 2025.

Robert mengumpamakan kerusakan alam dengan kulit wajah gadis. “Alam yang rusak hampir tidak mungkin dipulihkan,” ucapnya.

Ia menambahkan, kerusakan alam selalu lebih cepat daripada pemulihannya, sehingga diperlukan tiga hal pokok dalam pengembangan pariwisata. Tiga pegangan itu adalah etika ekologi, peran negara, dan pelaku pariwisata. 

Aktivis Rocky Gerung juga hadir memberikan pandangannya. Rocky menekankan, pemerintah punya peran besar dalam menjaga alam agar tidak rusak. 

Untuk itu, konsepsi aparatur negara sangatlah penting. “Kalau menterinya bussines oriented maka alam segera rusak,” ucap Rocky. 

Rocky juga mengingatkan para pemanjat untuk merawat tebing-tebing. Aktivitas pemanjatan harus selalu memperhitungkan dampak lingkungan. 

Dia melanjutkan, etika ekologi menjadi prinsip utama dalam industri wisata. Pariwisata tidak boleh memperlakukan alam sebagai benda mati, melainkan harus diperlakukan adil dan layak.