USB pekan lalu telah menyerukan mogok nasional untuk Gaza, dengan unjuk rasa yang berlangsung di 80 kota di seantero Italia melibatkan kurang lebih 500.000 orang . Namun, kekerasan dalam bentrokan oleh 100 orang "ekstremis" di tengah-tengah aksi di Milan menyebabkan 60 petugas kepolisian terluka.
Merespons seruan mogok tersebut, Menteri Perhubungan Matteo Salvini menyatakan bahwa ia siap melarang aksi yang rencananya dilakukan pada Jumat ini.
Perdana Menteri Giorgia Meloni juga mengecam rencana mogok massal itu, namun ia juga mengecam aksi Global Sumud Flotilla.
"Saya ulangi, flotilla tersebut tak membawa manfaat apa-apa bagi rakyat Palestina," kata Meloni di sela-sela kegiatannya di Kopenhagen, Denmark. Di sisi lain, ucapnya, hal tersebut justru membawa ketidaknyamanan bagi rakyat Italia.
"Saya juga tidak menyangka serikat buruh akan menyerukan mogok massal pada Jumat, setidaknya terkait isu yang mereka anggap sangat penting seperti Gaza," kata PM Italia, sembari mengingatkan bahwa "libur panjang dan revolusi tak dapat beriringan."
Sementara itu, pemimpin oposisi dari Partai Demokrat (PD) Elly Schlein mengecam pernyataan PM Meloni tersebut.
"Perdana Menteri mengeluarkan tongkat pemukulnya untuk para aktivis flotilla, sementara ia membisu terkait isu Gaza supaya tidak timbul gesekan dengan Netanyahu," kata Schlein di DPR Italia usai Menteri Luar Negeri Antonio Tajani melaporkan kondisi WN Italia yang ikut serta dalam flotilla.