Rata-rata, kadar vitamin D3 serum turun sekitar 18 nanomol per liter pada akhir periode penelitian dan sekitar 9 nanomol per liter ketika peneliti mengamati perubahan keseluruhan selama uji coba. Dikarenakan pola ini muncul di beberapa studi terkontrol acak, hasilnya menunjukkan hubungan sebab-akibat yang nyata mengonsumsi vitamin D2 tampaknya menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh.
Para peneliti mengatakan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara pasti bagaimana hal ini terjadi, tetapi temuan ini menambah bukti yang berkembang bahwa vitamin D3 mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi kebanyakan orang ketika memilih suplemen.
Peneliti menyampaikan jika anda mengonsumsi suplemen vitamin D, penelitian ini menunjukkan bahwa jenis yang Anda pilih sangatlah penting. Baik D2 maupun D3 dapat meningkatkan kadar vitamin D secara keseluruhan, tetapi D3 tampaknya lebih efektif dalam menjaga kadar tersebut tetap stabil dan mendukung kesehatan Anda dalam jangka panjang.
Anda juga bisa mendapatkan vitamin D dari makanan, meskipun sumber alaminya terbatas. Ikan berlemak seperti salmon, makerel, dan sarden termasuk pilihan terbaik, bersama dengan kuning telur, hati sapi, dan jamur yang terpapar sinar UV.
Banyak makanan sehari-hari, seperti susu, susu nabati, yogurt, dan sereal sarapan, difortifikasi untuk membantu mengisi kekurangan tersebut tetapi memenuhi kebutuhan harian hanya melalui makanan saja masih bisa sulit.