CARAPANDANG - Krisis kemanusiaan memburuk di Dikwa, Nigeria, setelah pemangkasan drastis bantuan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). USAID selama ini menjadi penyokong utama bantuan makanan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan di kawasan timur laut Nigeria.
Pemotongan lebih dari 90 persen kontrak bantuan luar negeri oleh Presiden Donald Trump melumpuhkan banyak program vital. Salah satu program yang terdampak adalah bantuan gizi dari Mercy Corps, dikutip dari AP News, Jumat (16/5/2025).
Program itu dihentikan mendadak pada Februari akibat kehilangan pendanaan, dan dua minggu kemudian, salah satu bayi meninggal. Kini, hanya UNICEF yang masih menjalankan pusat pemberian makanan terapeutik di Dikwa.
Namun, kapasitas bantuan dari UNICEF terbatas dan banyak keluarga terpaksa ditolak. Secara global, USAID sebelumnya mendanai 50 persen dari makanan terapeutik untuk anak-anak kekurangan gizi.
Sebanyak 40 persen dari suplai tersebut diproduksi di Amerika Serikat. Menurut organisasi Helen Keller Intl, pemotongan bantuan ini berpotensi membuat satu juta anak tidak menerima pengobatan gizi buruk.
Akibatnya, bisa terjadi tambahan 163.500 kematian anak setiap tahun. Program mereka di Nigeria, Bangladesh, dan Nepal telah dihentikan total.