SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah, dipengaruhi demonstrasi di China dan komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah delapan poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.730 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.722 per dolar AS.

"Rupiah masih berpeluang tertekan hari ini terhadap dolar AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ariston menyampaikan beberapa faktor atau sentimen yang masih menekan rupiah, salah satunya demonstrasi besar-besaran di China yang bisa mengganggu perekonomian negara itu dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China.

"Selain itu kebijakan suku bunga tinggi The Fed untuk menekan turun inflasi AS, memicu penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Presiden The Fed St Louis, James Bullard, mengatakan pada Senin (28/11) bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh untuk mendapatkan kendali inflasi dan menurunkan kembali menuju target bank sentral 2 persen.

Dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch, Bullard mengatakan pasar keuangan meremehkan kemungkinan pembuat kebijakan perlu lebih agresif tahun depan dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.

Halaman :