Berjalan di antara bangunan yang hancur itu menyingkap sisa-sisa ribuan mesin, beberapa masih utuh, yang menjadi saksi bisu masa lalu pabrik dan skala kehancuran akibat perang.
CARAPANDANG.COM, GULBAHAR, Afghanistan -- Dulunya merupakan pusat produksi tekstil dalam negeri yang berkembang pesat sekaligus pilar pembangunan industri Afghanistan, Pabrik Tekstil Gulbahar di Afghanistan kini tinggal reruntuhan, menjadi korban perang dan ketidakstabilan selama puluhan tahun.
Terletak sekitar 70 km sebelah utara Kabul, ibu kota Afghanistan, pabrik yang dikenal dengan nama Nasaji Gulbahar ini dulunya menyediakan lapangan pekerjaan bagi hampir 9.000 karyawan. Lebih dari sekadar tempat kerja, pabrik ini juga mendukung seluruh komunitas, menyediakan perumahan, bioskop, taman kanak-kanak, serta sekolah untuk karyawan dan keluarga mereka.
Namun, lebih dari empat dekade konflik, pertikaian sipil, dan intervensi asing membuat pabrik ini menjadi terbengkalai, bersama dengan harapan dan impian mereka yang pernah bekerja di sana.
Foto yang diabadikan pada 16 April 2025 ini menunjukkan reruntuhan bekas Pabrik Tekstil Gulbahar di Provinsi Kapisa, Afghanistan. (Xinhua/Saifurahman Safi)
"Dulu orang-orang bahagia dan hidup dengan layak. Sekitar 8.500 karyawan mencari nafkah di sini," kenang Ghulam Dastgir Khan, seorang mantan pekerja, dengan suara penuh nostalgia.